8 Cara Meningkatkan Disiplin Peserta Didik
Disiplin adalah modal penting dalam kehidupan peserta didik untuk masa depannya. Dengan disiplin mereka akan lebih teratur, rapi dan dasar mereka menuju sukses di masa depan.
Namun menegakkan disiplin tidak semudah membalikkan telapak tangan. Walaupun sudah berupaya semakismal mungkin, tetap saja ada peserta didik yang sulit untuk diajak bekerja sama menerapkan disiplin di sekolah maupun di kelas.
Ternyata disiplin itu tidak bisa diterapkan 100%. Namun hanya bisa dimaksimalkan dan meminimalisir pelanggaran. Jika Anda ingin menegakkan disiplin di sekolah, ada baiknya Anda baca 8 tips berikut.
1. Mulai dari diri sendiri
Mendidik terbaik adalah dengan mencontohkan dari diri sendiri lebih dahulu. Kalau gurunya tidak disiplin bagaimana muridnya?
Ingat pribahasa, "guru kencing berdiri, murid kencing berlari'. Tanpa Anda sadari segala perilaku Anda sekecil apapun adalah contoh bagi murid Anda.
Contohkan kedisiplinan mulai dari yang sederhana. Misalnya Anda selalu hadir ke sekolah 15 menit sebelum waktu masukan kelas, selalu berpakaian rapi dan harum, tepat waktu memulai dan mengakiri pelajaran, dan lain-lain.
Anda adalah pemimpin di kelas. Jadikan diri sendiri sebagai panutan, maka mereka akan nurut-an.
2. Edukasikan kenapa harus disiplin
Menegakkan disiplin tanpa pemahaman yang disampaikan terlebih dahulu, sama halnya menanam pohon tanpa memupuk. Oleh karena itu berikan pemahaman tentang akibat, kebaikan dan manfaat dari hidup disiplin.
Cara sederhana memberikan pemahaman kepada murid tentang disiplin, yaitu dengan menjelaskan perbedaan akibat dari disiplin dan tidak disiplin seperti berikut ini:
Hidup Disiplin
Hidup Tidak Disiplin
|
Selain itu, guna persepsi Anda dan murid Anda sama bagaiman disiplin yang Anda inginkan, maka jelaskanlah dengan terperinci contoh disiplin tersebut. Misalnya mewajibkan semua peserta didik hadir di sekolah 15 menit sebelum jam masuk sekolah, buku tulis dibedakan setiap mata pelajaran, pelihara kebersihan pakaian, selalu potong kuku minimal 1 minggu sekali, kalau menaruh sepatu diletakkan dengan rapi, yang bertugas piket mesti turun lebih awal dan lain sebagainya.
Kenapa harus seperti itu, karena pengalaman saya selama mengajar di SD, kebanyakan murid akan lebih paham apabila dijelaskan secara terperinci. Penalaran mereka tidak sama dengan penalaran orang dewasa.
3. Pastikan di kelas ada jam dinding
Jangan remehkan keberadaan jam dinding di dalam kelas Anda. Karena jam adalah petunjuk peserta didik Anda agar selalu ingat dengan waktu.
Tanpa itu, jangan salahkan mereka kalau datang terlambat, berleha-leha mengerjakan tugas, tidak tahu jam masuk kelas. Karena mereka tidak sadar akan waktu.
Oleh karena itu usahakan ada jam dinding di kelas. Selain sebagai alat sadar waktu, namun juga membantu untuk efektivitas waktu Anda mengajar.
4. Perkenalkan aturan
Aturan bagai penggaris. Dengan menggunakan aturan, maka akan membantu menerapkan pembiasaan yang baik bagi peserta didik.
Namun perlu diingat jangan sampai aturan hanya seperti "macan ompong", yang tidak memiliki pengaruh apa-apa. Dan jangan pula aturan bagai "ular phyton" yang melilit dan menyiksa.
Menjalankan aturan dampingi dengan hukuman dan reward. Karena pada dasarnya sifat manusia ingin menghindari resiko dan menginginkan kenikmatan. Itulah sebabnya perlu adanya hukuman dan penghargaan agar memotivasi mereka mengikuti aturan yang berlaku.
Perlu juga diingat, hukuman dan reward jangan lah terlalu berlebihan. Biarlah sederhana namun bermanfaat. Hukuman yang ringan misalnya menulis atau pulang paling akhir dan lain sebagainya. Sedangkan reward misalnya memberi hadiah bagi peserta didik yang berprestasi.
5. Selalu terapkan aturan mulai dari yang ringan
Ibarat karet yang selalu dikencang, lama kelamaan karet tersebut bisa kendor. Apabila sudah seperti itu, walaupun dengan sekuat tenaga mengencang karet tersebut, maka hanya sia-sia saja karena karet tersebut tidak elastis lagi.
Perumpamaan di atas maksudnya, agar menerapkan hukuman mulai dari yang paling ringan. Apabila masih saja melakukan pelanggaran, lalu terapkan hukuman yang sedang. Masih saja melakukan pelanggaran, baru tingkatkan ke level hukuman menjadi kategori berat.
Mengapa harus seperti itu? Tujuannya agar mereka menyadari akan tingkat kesalahan mereka, dan lebih peka akan berat ringannya pelanggaran.
6. Beri hukuman yang mendidik dan membangun mindset disiplin
Hukuman untuk sebagian murid kadang kurang efektif. Terbukti sudah diberi hukuman berkali-kali masih saja melakukan pelanggaran. Seperti tidak ada jeranya.
Oleh karena itu, perlu memberikan hukuman yang dapat yang mendidik dan menanamkan ke mindset mereka. Misalnya memberi hukuman menulis, menulis perkalian, menghapal surah pendek.
Perlu diperhatikan dalam menerapkan hukuman menulis. Jangan sampai menyuruh mereka menulis seperti ini dengan awalan dan akhiran kalimat yang bernada pelanggaran. Misalnya
"saya tidak akan terlambat lagi". |
Hukuman menulis seperti di atas kurang tepat. Karena prinsipnya otak tidak memproses kata "jangan". Selain itu otak lebih memproses kata diawal dan akhir kalimat.
Kalimat hukuman di atas, otak akan memproses kata "terlambat". Oleh sebab itu jangan salahkan peserta didik Anda apabila mereka masih saja terlambat hadir ke sekolah.
Maka dari itu hati-hatilah dalam mengucapkan perintah, memberi hukuman dan mengeluarkan kata-kata. Penyusunan kata dan kalimat yang tidak tepat, maka hasilnya mereka masih saja mengulang-ulang kesalahan.
7. Bicara secara personal
Bicara secara personal adalah langkah mengatasi murid yang sering melakukan pelanggaran disiplin dengan cara berbicara empat mata. Kenapa harus bicara empat mata? Kalau bagi saya cara ini lebih efektif dibanding menegur si Anak di depan teman-temannya.
Walaupun murid Anda salah dan mengakuinya, jika menegurnya di depan teman-temannya justru tidak akan memperbaiki keadaan. Namun hanya akan menanam kebencian kepada Anda.
Oleh sebab itu, usahakan menegur kesalahan murid jangan di depan umum. Kecuali hanya permasalahan kecil, dan menegurnya sambil disisipi canda gurau.
8. Dukung lingkungan
Semua aturan yang Anda coba bangun akan sia-sia selama tidak ada dukungan lingkungan. Dukungan lingkungan di sini berhuhungan erat dengan lingkungan sekolah, masyarakat dan orang tua.
Bayangkan saja misalkan Anda mewajibkan murid hadir di sekolah jam 08.00. Namun ada murid Anda selalu saja terlambat dikarenakan orang tuanya tidak perhatian dengan anaknya.
Kalau sudah begitu, Anda mesti memanggil orang tua peserta didik tersebut. Atau Anda sendiri silaturahmi ke rumah orang tua nya. Guna meluruskan permasalahan seperti di atas.
Kesimpulan
Pendidikan displin bagai usaha menanam padi di ladang. Memang bersusah payah dulu mengusahakannya. Namun akan Anda tuai di masa akan datang.
Jangan patah semangat apabila masih ada saja peserta didik Anda yang melakukan pelanggaran disiplin. Hal tersebut biasa dalam dunia pendidikan.
Kita sebagai seorang guru hanya bisa mengupayakan bagaimana caranya meningkatkan disiplin. Namun Saya yakin hasil tidak akan menghianati usaha yang Anda lakukan.