3 Fase Menerapkan Pembiasaan untuk Pembentukan Karakter Peserta Didik
Pembentukan karakter peserta didik di sekolah identik dengan pembiasaan.
Dengan melakukan kegiatan yang konsisten diharapkan menjadi habbit dan membentuk karakter anak tersebut.
Contohnya:
- Karakter tertib, kita ajari dengan membiasakan baris berbaris sebelum masuk kelas
- Karakter hormat, kepada guru dibiasakan salim tangan guru ketika mau masuk kelas
- Karakter religius, dibiasakan berdoa sebelum belajar, dan lain-lain
Meski begitu, kita terkadang salah kaprah memandang pembiasaan ini. Kita berpikirnya pembiasaan = pemaksaan.
Pernah bertindak gitu?
Kalau sudah berlebihan, akhirnya anak-anak di sekolah merasa dipaksa dan tertekan.
Oleh karena itu, perlu kita perhatikan fase menerapkan pembiasaan yang perlu kita perhatikan. Fase tersebut berdasarkan Teori Es Batu.
Apa itu Teori Es Batu?
Saya mengenal teori ini dari tulisannya Pak Bukik Setiawan di Surat Kabar Guru Belajar Edisi 17.
Teori Es Batu ini diperkenalkan oleh Kurt Lewin, seorang psikolog klasik dari Jerman, yang sering dikenal sebagai model perubahan.
Singkatnya, teori ini melewati fase (1) cairkan, (2) lakukan perubahan dan (3) bekukan.
Logikanya gini..
...bayangkan, jika kita ingin membentuk sebuah es batu menjadi bentuk tertentu, namun dengan cara kekerasan? Tentu akan hancur bukan?
Yang terbaik tentu dengan cara cairkan terlebih dahulu, lalu buat ke dalam wadah sesuai bentuk yang diinginkan lalu kita bekukan kembali.
Dalam pembentukan karakter anak analoginya juga seperti ini. Tidak bisa langsung dengan kekerasan dan paksaan. Anak-anak harus begini, anak harus begitu.
Oleh karena itu perlu adanya pencairan suasana, pencairan pendekatan, pencairan kesepakatan, pencairan kesamaan persepsi, pencairan kesamaan tujuan akan pembiasaan yang akan dilakukan.
Setelah itu lakukan perubahan dengan mengajak, mengingatkan, mendorong mereka untuk melakukan kesepakatan pembiasaan yang sudah disepakati, mengkomunikasikan jika terjadi pelanggaran.
Jika sudah melewati kedua fase tersebut, habbit akan terbentuk dengan sendirinya.
Relevansi dengan ajaran Nabi Muhammad Sholallahu Alaihi Wasallam
Jika dipikirkan lebih dalam, Teori Es Batu ini ada kesamaan dengan cara yang diajarkan Nabi Muhammad SAW mengajari anak sholat.
"Perintahkan anak-anak kalian untuk melakukan shalat saat usia mereka tujuh tahun, dan pukullah mereka saat usia sepuluh tahun. Dan pisahkan tempat tidur mereka." (Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Irwa'u Ghalil, no. 247)
Artinya pembentukan pembiasaan pertama kali tidak ada kekerasan. Perlu pendekatan terlebih dahulu. Perlahan-lahan.
Namun ketika sudah mencukupi umur dan melewati beberapa waktu pembiasaan tersebut, baru bisa diambil tindakan lebih lanjut.
Penutup
Demikian 3 fase menerapkan pembiasaan untuk membentuk karakter peserta didik. Dengan mengetahui ketiga fase tersebut diharapkan penerapan pembiasaan tidak menjadikan peserta didik tertekan, melainkan menjadi sesuatu kesadaran bagi mereka.